Jenis Risiko dalam Investasi – Setiap investasi akan memiliki risiko. Pada dasarnya ada dua kategori risiko keuangan: Yang pertama disebut sebagai Risiko Sistematis.
Risiko sistematis mempengaruhi sejumlah besar investasi di seluruh spektrum yang luas. Krisis keuangan tahun 2008 akan menjadi contoh yang baik. Hampir, setiap aset terkena dampak negatif. Jenis risiko ini hampir tidak mungkin untuk dilindungi. Dengan kata lain, terkadang petir menyambar.
Yang kedua disebut sebagai Risiko Tidak Sistematis, juga biasa disebut “Risiko Spesifik”.
Ini adalah jenis risiko yang berdampak pada sejumlah kecil investasi dalam spektrum yang sempit. Contohnya adalah perusahaan yang sangat dihormati yang menggunakan praktik keuangan yang meragukan (pikirkan Enron). Diversifikasi yang tepat adalah kunci untuk memberikan perlindungan dari jenis risiko ini.
Berikut ini 6 jenis-jenis Risiko dalam dunia Investasi
1. Risiko Market
Yang pertama risiko market adalah jenis risiko yang mungkin paling Anda kenal. Ini hanyalah fluktuasi normal dalam harga investasi. Ini paling jelas dalam investasi terkait saham.
Sederhananya, itu adalah risiko bahwa suatu investasi akan menurun nilainya, karena kekuatan market .Kadang-kadang disebut sebagai volatilitas, yang benar-benar merupakan ukuran risiko market. Pergerakan di pasar inilah yang memberikan kemampuan bagi investor untuk menghasilkan uang.
2. Resiko kredit
Resiko kredit juga disebut sebagai risiko default. Terjadi ketika seseorang atau badan (perusahaan/instansi pemerintah, dll.) tidak mampu membayar hutang mereka. Bisa berupa pokok atau bunga.
Obligasi korporasi cenderung memiliki risiko gagal bayar yang lebih tinggi tetapi cenderung membayar tingkat pengembalian yang lebih tinggi sebagai upaya untuk mengkompensasi. Obligasi pemerintah cenderung memiliki tingkat default yang lebih rendah tetapi membayar tingkat pengembalian yang lebih rendah.
Jika suatu obligasi dianggap (oleh lembaga pemeringkat) memiliki kemungkinan risiko gagal bayar yang relatif rendah, maka itu disebut sebagai peringkat investasi.
Sebaliknya, jika suatu obligasi dianggap (oleh lembaga pemeringkat) memiliki kemungkinan gagal bayar yang relatif tinggi, maka itu disebut sebagai obligasi sampah. Ini agak keliru, karena “obligasi sampah” dapat menjadi tambahan yang solid untuk portofolio investasi dan dapat mengurangi jenis risiko lainnya.
3. Risiko Negara
Risiko Negara mengacu pada risiko yang melekat ketika suatu negara tidak dapat memenuhi komitmen keuangannya. Ketika suatu negara gagal memenuhi kewajibannya, dampaknya seringkali bersifat cascading.
Itu berarti tidak hanya obligasi negara yang akan terpengaruh tetapi juga aset keuangan lainnya di dalam negeri, seperti pasar saham secara keseluruhan. Selain itu, negara atau perusahaan lain yang melakukan bisnis dengan perusahaan yang wanprestasi juga dapat terkena dampaknya.
4. Risiko Valuta Asing
Berinvestasi di luar negeri memberikan banyak keuntungan, terutama dalam hal diversifikasi. Saat Anda berinvestasi dalam aset atau utang luar negeri, perhatikan bahwa nilai tukar mata uang dapat mengubah harga aset atau utang tersebut. Jadi, meskipun nilai aset meningkat saat Anda
menukarnya dengan mata uang rumah Anda, Anda bisa menderita kerugian. Kebalikannya juga benar: aset bisa turun, tetapi ketika Anda mentransfernya ke mata uang rumah Anda, Anda juga bisa mendapatkan keuntungan.
5. Risiko Suku Bunga
Risiko Suku Bunga mengacu pada risiko ketika perubahan suku bunga mempengaruhi nilai aset atau instrumen utang. Biasanya, risiko berlaku untuk obligasi dengan cara yang lebih langsung daripada pada saham. Namun, saham, terutama yang disukai, dapat dikonversi dan dividen tinggi, juga dapat terpengaruh. Dengan semua hal yang sama, karena tingkat bunga meningkat, nilai obligasi akan menurun.
6. Resiko politik
Resiko politik mengacu pada risiko yang terjadi ketika kebijakan suatu negara berubah, terutama jika itu terjadi secara acak. Misalnya, jika sebuah perusahaan menjual di negara ABC dan negara itu secara radikal mengubah undang-undang perpajakannya dan menjadi bisnis yang tidak bersahabat, perusahaan yang melakukan bisnis di negara itu dapat terkena dampak negatif.
Berikut artikel yang membahas 6 jenis resiko dalam investasi yang bisa Anda pelajari untuk meminimalisir kegagalan/kerugian dalam invesatasi.